Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat pada tahun 2010-2013

Tugas Kelompok 2

Perekonomian Indonesia

Disusun Oleh

Hendri Jonathan B51112115

Plikarpus Sonebi B51112023

Fransiskus Damian B51112013

Mas Hardimansyah B51112024

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Tanjungpura

2013

Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat Tahun 2010-2013

1.    Latar belakang

Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Dalam  hal perekonomian dan kesejahteraan bila di bandingkan dengan tiga provinsi lainnya di pulau kalimantan boleh dibilang masih kalah tertinggal. Tertinggal nya provinsi Kalimantan Barat  ini juga di pengaruhi oleh keadaan ekonomi nasional yang  masih bisa di nilai sangat lemah, baik dari segi infrastruktur, investasi, maupun sumberdaya manusianya. Hal dasar yang akan dibenahi ialah infrastruktur, prosedur perijinan yang mempermudah para investor, mengoptimalkan harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan antara pusat dan daerah dan lain sebagainya guna menciptakan suasana yang kondusif bagi para investor.

Kalimantan barat ialah salah satu provinsi di indonesia yang masih memiliki lahan yang sangat luas di tambah lagi tekstur dan keadaan tanah sangat cocok untuk menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, hal itu lah salah satu faktor yang dapat menarik para investor, khusus nya yang berminat di perkebunan sawit.

Kini pemerintah kalimantan barat benar-benar harus serius dalam melakukan pembenahan infrastruktur yang di buktikan dengan diadakannya pembuatan jalan yang menghubungkan kalimantan barat dengan provinsi-provinsi lainnya.seperti yang kita ketahui kalau selama ini tidak ada jalan yang langsung menghubungkan kalbar dengan provinsi lainnya, akan tetapi kini sudah di rencanakan proyek  jaringan jalan lintas kalimantan itu yang akan menjadi transportasi darat dan menghubungkan  provinsi kalimantan barat dengan provinsi lain di kalimantan yang sudah dalam tahap pelaksanaan.

2.    Permasalahan

A.    Trend pertumbuhan

1.      PDRB Menurut Lapangan Usaha

a.       Pertumbuhan Ekonomi

Kondisi   perekonomian   Kalimantan   Barat   tahun   2010   secara   makro   relatif   lebih   baik dibandingkan  tahun  2009.  Tahun  2010  perekonomian  Kalimantan  Barat  mengalami  pertumbuhan  sebesar  5,35  persen.  Pertumbuhan  tersebut  lebih tinggi  dibandingkan  pertumbuhan  tahun  2009 yang  tercatat sebesar 4,79 persen. Jika tahun 2009 nilai absolut PDRB Kalimantan Barat atas dasar harga konstan  2000  mencapai  Rp.28.754,36  miliar,  maka  tahun  2010  telah  mencapai  Rp.30.292,39  miliar. Berdasarkan harga berlaku, nilai absolut PDRB Kalimantan Barat mencapai Rp.60.475,25 miliar atau bertambah 11,51 persen dibandingkan tahun 2009 yang mencapai Rp.54.234,10 miliar.

Perekonomian  Kalimantan  Barat  tahun  2011  mengalami  pertumbuhan  sebesar  5,9  persen dibanding tahun 2010. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang tumbuh sebesar 5,4 persen. Nilai  Produk  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB)  Kalimantan  Barat  atas  dasar  harga  konstan tahun  2011  mencapai  Rp  32.100,7  miliar,  sedangkan  tahun  2009  dan  2010  masing-masing  sebesar Rp 28.756,9 miliar dan Rp 30.299,8 miliar. Berdasarkan harga berlaku, PDRB Kalimantan Barat tahun 2011  naik  sebesar  Rp  6.278,7  miliar,  yaitu  dari  Rp  60.501,5  miliar  pada  tahun  2010  menjadi Rp 66.780,2 miliar pada tahun 2011.

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat atas  dasar harga konstan tahun  2012  mencapai  Rp  34.013,6  miliar,  sedangkan  tahun  2010  dan  2011  masing-masing  sebesar Rp 30.328,7 miliar dan Rp 32.138,4 miliar. Berdasarkan harga berlaku, PDRB Kalimantan Barat tahun 2012  naik  sebesar  Rp  8.113,8  miliar,  yaitu  dari  Rp  66.913,5  miliar  pada  tahun  2011  menjadi Rp 75.027,3 miliar pada tahun 2012.

Nilai PDRB Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2013 mencapai Rp19.870,90 miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2012 yang mencapai Rp17.758,86 miliar. Demikian pula dengan PDRB atas dasar harga  konstan  2000,  pada  triwulan  I-2012  mencapai  Rp8.237,34  miliar,  kemudian  nilainya  meningkat pada triwulan I-2013 mencapai Rp8.714,15 miliar.

Tabel 1
Nilai PDRB Tahun 2009-2013
Lapangan Usaha	Atas Dasar Harga Berlaku
	(Miliar Rupiah)
	2009	2010	2011	2012	Trw I- 2012	Trw I- 2013
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan	.926,03	15.117,34	16.730,10	18.077,90	4.874,30	5.265,85
2. Pertambangan dan Penggalian	1.042,05	1.196,64	1.355,40	1.497,60	350,39	396,01
3. Industri Pengolahan	10.291,19	11.059,38	12.005,20	12.772,00	3.002,93	3.284,68
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih	286,4	308,24	328	354,4	86,8	92,32
5. Konstruksi	4.785,93	5.526,67	6.651,00	8.093,50	1.779,77	2.218,80
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran	12.125,07	13.830,99	15.074,20	17.040,90	3.953,74	4.448,07
7. Pengangkutan dan Komunikasi	3.877,43	4.597,49	4.942,90	5.500,00	1.266,58	1.399,21
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perush.	2.619,55	2.869,11	3.210,60	3.622,20	856	936,99
9. Jasa-jasa	5.280,47	5.969,38	6.482,90	8.068,60	1.588,33	1.828,97
	54.234,10	60.475,25	66.780,20	75.027,30	17.758,86	19.870,90

Tabel 2
Nilai PDRB Tahun 2009-2013
Lapangan Usaha	Atas Dasar Harga Konstan
	(Miliar Rupiah)
	2009	2010	2011	2012	Trw I- 2012	Trw I- 2013
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan	7.276,33	7.574,14	7.911,10	.262,4	2.266,64	2.126,05
2. Pertambangan dan Penggalian	491,49	533,92	575,9	605,6	145,6	162,32
3. Industri Pengolahan	4.986,66	5.086,12	5.228,50	5.390,40	1.278,54	1.400,28
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih	124,2	130,32	136,1	144	35,47	36,89
5. Konstruksi	2.350,75	2.528,96	2.797,70	3.071,50	700,96	856,7
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran	6.094,68	6.427,69	6.810,60	7.259,80	1.730,70	1.880,31
7. Pengangkutan dan Komunikasi	2.517,45	2.814,26	3.110,80	3.317,40	782,81	869,83
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perush.	1.598,27	1.680,93	1.784,40	1.928,40	463,01	495,36
9. Jasa-jasa	3.314,54	3.516,06	3.745,50	4.034,20	833,61	1.138,43
	28.754,36	30.292,39	32.100,70	34.013,60	8.966,18	8.714,15

b.       Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pada tahun 2010, semua sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan positif.  Pertumbuhan  tertinggi  terjadi  pada  sektor  pengangkutan-komunikasi  dengan  pertumbuhan sebesar 11,79 persen, diikuti oleh sektor pertambangan-penggalian 8,63 persen, sektor konstruksi 7,58 persen,   jasa-jasa   6,08   persen,   sektor   perdagangan-hotel-restoran   5,46   persen,   sektor   keuangan- persewaan-jasa perusahaan 5,17 persen, sektor listrik-gas-air bersih 4,93 persen, sektor pertanian 4,09 persen, dan sektor industri pengolahan 1,99 persen.

Perekonomian  Kalimantan  Barat  tahun  2011  mengalami  pertumbuhan  sebesar  5,9  persen dibanding tahun 2010. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2010 yang tumbuh sebesar 5,4 persen.

Semua  sektor  ekonomi  pada  tahun  2011  mengalami  pertumbuhan  positif.  Pertumbuhan tertinggi  terjadi  pada  sektor  pengangkutan-komunikasi  dengan  pertumbuhan  sebesar  10,7  persen, diikuti oleh sektor konstruksi 9,4 persen, sektor pertambangan-penggalian 7,1 persen, sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan-hotel-restoran masing-masing sebesar 6,5 persen, sektor keuangan-persewaan- jasa  perusahaan  6,1  persen,  sektor  pertanian  4,5  persen,  sektor  listrik-gas-air  bersih  2,7  persen,  dan sektor industri pengolahan 2,6 persen.

Perekonomian  Kalimantan  Barat  tahun  2012  mengalami  pertumbuhan  sebesar  5,8  persen dibanding  tahun  2011.  Semua  sektor  ekonomi  pada  tahun  2012  mengalami  pertumbuhan  positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor konstruksi dengan pertumbuhan sebesar 9,8 persen, diikuti oleh sektor  jasa-jasa  7,7  persen,  sektor  keuangan  6,7 persen,  sektor  perdagangan-hotel-restoran  dan sektor pengangkutan-komunikasi masing-masing sebesar 6,6 persen, sektor pertambangan-penggalian 5,2  persen,  sektor  listrik-gas-air  bersih  4,6  persen,  sektor  pertanian  4,3  persen,  dan  sektor  industri pengolahan 3,1 persen.

PDRB  triwulan  I  bila  dibandingkan  dengan  triwulan  yang  sama  tahun  sebelumnya  mencerminkan pertumbuhan  PDRB  selama  satu  tahun  pada  triwulan  I  (y-on-y).  PDRB  triwulan  I-2013  dibandingkan triwulan I-2012 meningkat 5,79 persen dengan pertumbuhan di seluruh sektor ekonomi. Urutan sektor-sektor dari pertumbuhan yang tertinggi adalah sektor konstruksi 10,97 persen, sektor pertanian 6,57 persen, sektor pengangkutan-komunikasi  5,44  persen,  sektor  pertambangan-penggalian  5,33  persen,  sektor  perdagangan- hotel-restoran  4,92  persen,  sektor  industri  pengolahan  4,72  persen,  sektor  keuangan  4,54  persen,  sektor listrik-gas-air bersih 4,13 persen, dan sektor jasa-jasa 3,91 persen.

Pada Tabel 3 di  bawah ini  terlihat laju  pertumbuhan setiap sektor pada tahun 2010 sampai triwulan I-2013.

Tabel 3
Laju Pertumbuhan Tahun 2010 ampai 2013 menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha	Laju Pertumbuhan
	(Persen)
	2010	2011	2012	Trw I- 2013
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan	4,09	4,5	4,3	6,57
2. Pertambangan dan Penggalian	8,63	7,1	5,2	5,33
3. Industri Pengolahan	1,99	2,6	3,1	4,72
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih	4,93	2,7	4,6	4,13
5. Konstruksi	7,58	9,4	9,8	10,97
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran	5,46	6,5	6,6	4,92
7. Pengangkutan dan Komunikasi	11,79	10,7	6,6	5,44
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perush.	5,17	6,1	6,7	4,54
9. Jasa-jasa	6,08	6,5	7,7	3,91
	5,35	5,9	5,8	5,79

c.        Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha

Struktur perekonomian Kalimantan Barat pada tahun 2010 masih didominasi oleh tiga sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri. Ketiga sektor tersebut  peranannya  mencapai  66,16  persen.  Sektor  pertanian  memberikan  kontribusi  terbesar  25,00 persen,  diikuti  kemudian  oleh  sektor  perdagangan-hotel-restoran  22,87  persen,  dan  sektor  industri 18,29 persen. Sektor yang paling kecil sumbangannya adalah sektor listrik-gas-air bersih dengan 0,51 persen.

Struktur  perekonomian  Kalimantan  Barat  yang  di  cerminkan  oleh  kontribusi  masing-masing sektor terhadap PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan sampai dengan tahun 2011 terdapat tiga sektor   yang   memberi   kontribusi   terbesar   terhadap   perekonomian.   Sektor   pertanian,   sektor perdagangan-hotel-restoran,  dan  sektor  industri  mempunyai  peranan  sebesar  65,6  persen  pada  tahun 2011.  Sektor  pertanian  memberikan  kontribusi  terbesar  25,1  persen,  diikuti  kemudian  oleh  sektor perdagangan-hotel-restoran  22,6  persen,  dan  sektor  industri  18,0  persen.  Sektor  yang  paling  kecil sumbangannya adalah sektor listrik-gas-air bersih dengan 0,5 persen.

Struktur  perekonomian  Kalimantan  Barat  yang  dicerminkan  oleh  kontribusi  masing-masing sektor terhadap PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan sampai dengan tahun 2012 terdapat tiga sektor   yang   memberi   kontribusi   terbesar   terhadap   perekonomian.   Sektor   pertanian,   sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri  mempunyai peranan sebesar 63,8 persen pada tahun 2012.  Sektor  pertanian  memberikan  kontribusi  terbesar  24,1  persen,  diikuti  kemudian  oleh  sektor perdagangan-hotel-restoran  22,7  persen,  dan  sektor  industri  17,0  persen.  Sektor  yang  paling  kecil sumbangannya adalah sektor listrik-gas-air bersih dengan 0,5 persen.

Struktur PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2013 terutama berasal dari tiga sektor terbesar yaitu  sektor  pertanian,  sektor  perdagangan-hotel-restoran,  dan  sektor  industri  pengolahan.  Masing-masing sektor tersebut memberikan sumbangan sebesar  26,50 persen, 22,38 persen dan 16,53 persen. Sektor  yang paling kecil sumbangannya adalah sektor listrik-gas-air bersih dengan 0,46 persen.

Tabel 4
Struktur Ekonomi Kalimantan Barat Tahun 2010-2013
(Persen)
Lapangan Usaha	2010	2011	2012	Trw I- 2013
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,	25	25,1	24,1	26,5
Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian	1,98	2	2	1,99
3. Industri Pengolahan	18,29	18	17	16,53
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih	0,51	0,5	0,5	0,46
5. Konstruksi	9,14	10	10,8	11,17
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran	22,87	22,6	22,7	22,38
7. Pengangkutan dan Komunikasi	7,6	7,4	7,3	7,04
8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perush.	4,74	4,8	4,8	4,72
9. Jasa-jasa	9,87	9,7	10,8	9,2
	100	100	100	100

2.      PDRB Menurut Penggunaan

Tabel 5
Nilai PDRB Tahun 2010-2013
Atas Dasar Harga Berlaku
(Miliar Rupiah)
Jenis Pengeluaran	2010	2011	2012	Triwulan I 2012	Triwulan I 2013
Konsumsi Rumahtangga	34.900,91	35.357,00	38.871,00	9.260,16	10.451,10
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba	506,99	601	696,3	163,98	177,26
Konsumsi Pemerintah	10.537,26	10.379,20	11.336,00	2.485,67	2.649,85
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto	16.959,68	18.579,40	21.011,90	4.992,73	5.320,80
Perubahan Stok	-2.028,40	230,6	1.242,70	702,82	698,35
Ekspor Barang dan Jasa	13.451,12	17.816,10	18.392,20	4.354,59	4.911,49
Dikurangi Impor Barang dan Jasa	13.852,31	16.183,20	17.997,30	4.201,09	4.337,97
PDRB/ GRDP	60.475,25	66.780,20	75.027,30	17.758,86	19.870,90

Tabel 6
Nilai PDRB Tahun 2010-2013
Atas Dasar Harga konstan
(Miliar Rupiah)
Jenis Pengeluaran	2011	2012	Triwulan I 2012	Triwulan I 2013
Konsumsi Rumahtangga	17.221,70	17.995,00	4.400,75	.675,97
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba	303,3	325,6	77,93	81,01
Konsumsi Pemerintah	3.999,80	4.230,30	940,94	968,7
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto	8.730,30	9.546,90	2.299,53	2.357,34
Perubahan Stok	483,8	2.717,00	273,94	285,8
Ekspor Barang dan Jasa	10.956,00	10.446,60	2.581,27	2.646,46
Dikurangi Impor Barang dan Jasa	9.594,20	9.773,30	2.337,02	2.301,13
PDRB/ GRDP	32.100,70	34.013,60	8.237,34	8.714,15

Tabel 7
Struktur PDRB tahun 2010 sampai Triwulan I-2013
Menurut Komponen Penggunaan (%)
Jenis Pengeluaran	2010	2011	2012	Triwulan I 2013
Konsumsi Rumahtangga	57,71	53	51,8	52,6
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba	0,84	0,9	0,9	0,89
Konsumsi Pemerintah	17,42	15,5	15,1	13,34
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto	28,04	27,8	28	26,78
Perubahan Stok	-3,35	0,4	3,6	3,51
Ekspor Barang dan Jasa	22,24	26,7	24,5	24,72
Dikurangi Impor Barang dan Jasa	22,91	24,2	24	21,83
	100	100	100	100

PDRB  atas  dasar  harga  berlaku  Kalimantan  Barat  tahun  2010  sebesar  Rp.  60.475,25  miliar, sebagian  besar  (57,71%)  digunakan  untuk  konsumsi  rumah  tangga  dan  swasta  (KRT).  Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi swasta nirlaba memberi kontribusi sebesar 0,84%  konsumsi  pemerintah  (KP)  sebesar  17,42%,  pembentukan  modal  tetap  bruto  (PMTB)  atau investasi fisik sebesar 28,04%, transaksi ekspor (Eks) sebesar 22,24% dan impor (Imp) sebesar 22,91%.

PDRB  atas  dasar  harga  berlaku  Kalimantan  Barat  tahun  2011  sebesar  Rp.  66.780,22  miliar, sebagian  besar  yaitu  53,85  persen  digunakan  untuk  konsumsi  rumah  tangga  dan  swasta  (KRT). Komponen penggunaan lainnya, meliputi pengeluaran konsumsi pemerintah (KP) memberi kontribusi sebesar  15,54  persen,  pembentukan  modal  tetap  bruto  (PMTB)  atau  investasi  fisik  sebesar  27,82 persen, ekspor sebesar 26,68 persen dan impor sebesar 24,23 persen.

DRB  atas  dasar  harga  berlaku  Kalimantan  Barat  tahun  2012  sebesar  Rp.  75.027,3  miliar,  sebagian  besar  yaitu  51,8  persen  digunakan  untuk  konsumsi  rumah  tangga  dan  swasta  (KRT). Komponen penggunaan lainnya, meliputi pengeluaran konsumsi pemerintah (KP) memberi kontribusi sebesar 15,1 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar 28,0 persen, ekspor sebesar 24,5 persen dan impor sebagai pengurangan berkontribusi sebesar 24,0 persen.

PDRB atas dasar harga berlaku Kalimantan Barat triwulan I tahun 2013 sebesar Rp19.870,90  miliar, sebagian besar  digunakan  untuk  konsumsi  rumah  tangga  (KRT)  sebesar  Rp10.451,10  miliar.  Komponen penggunaanlainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi swasta nirlaba sebesar Rp177,26 miliar, konsumsi pemerintah  (KP)  sebesar  Rp2.649,85  miliar,  pembentukan  modal  tetap  bruto  (PMTB)  atau  investasi  fisik sebesar Rp5.320,80 miliar, perubahan stok bertambah sebesar Rp698,35 miliar, transaksi ekspor barang dan jasa (Eks) sebesar Rp4.911,49 miliar dan impor barang dan jasa (Imp) sebesar Rp4.337,97 miliar.

Pada triwulan I tahun 2013, berdasarkan atas dasar harga berlaku kontribusi rumah tangga sebesar 52,60 persen, kemudian PMTB memiliki kontribusi sebesar 26,78 persen. Sedangkan komponen ekspor dan impor memberikan kontribusi masing-masing sebesar 24,72 dan 21,83 persen. Di sisi lain kontribusi untuk dua  komponen  penggunaan yang  lain  yaitu  konsumsi  pemerintah  dan  konsumsi  swasta  nirlaba  memiliki komposisi 13,34 dan 0,89 persen.

Tabel 8
Laju Pertumbuhan Tahun 2010 ampai 2013 menurut penggunaan
Jenis Pengeluaran	2010	2011	2012	Triwulan I 2013
Konsumsi Rumahtangga	6,4	6	4,5	6,25
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba	5,55	6,8	7,4	3,95
Konsumsi Pemerintah	8,3	2	5,8	2,95
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto	6,6	7,5	9,4	2,51
Perubahan Stok		-		-
Ekspor Barang dan Jasa	7,47	13,8	4,7	2,53
Dikurangi Impor Barang dan Jasa	14,01	14,3	1,7	-1,54
PDRB/ GRDP	5,35	5,9	5,8	5,79

Pertumbuhan  ekonomi  Kalimantan  Barat  pada  tahun  2010  tercatat  sebesar  5,35  persen. Pertumbuhan  ini didukung  oleh  semua  komponen  PDRB  penggunaan.  Pertumbuhan  tertinggi  terjadi pada komponen impor barang dan jasa sebesar 14,01 persen konsumsi pemerintah sebesar 8,30 persen, diikuti  oleh  komponen  pembentukan  modal  tetap  bruto  sebesar  6,60  persen,  dan  selanjutnya  adalah konsumsi rumah tangga sebesar 6,40 persen. Dua komponen lainnya yaitu ekspor dan lembaga swasta nirlaba,  mengalami  kenaikan  pada  tahun  2010.  Komponen  ekspor  dan  LNPRT  masing-masing mengalami  kenaikan  sebesar  7,47  persen  dan  sebesar  5,55  persen. 

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada tahun 2011 yang mencapai sebesar 5,9 persen didukung  oleh  semua  komponen  PDRB  penggunaan.  Pertumbuhan  tertinggi  terjadi  pada  komponen impor barang dan jasa sebesar 14,3 persen, ekspor 13,8 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 7,5 persen, dan lembaga swasta nirlaba sebesar 6,8 persen. Dua komponen lainnya yaitu konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah, mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar 6,0 persen dan 2,0 persen.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada tahun 2012 yang mencapai sebesar 5,8 persen didukung  oleh  semua  komponen  PDRB  penggunaan  kecuali  ekspor.  Pertumbuhan  tertinggi  terjadi pada  komponen  Pembentukan  Modal  Tetap  Bruto  (PMTB)  sebesar  9,4  persen,  Swasta  Nirlaba  7,4 persen, komponen konsumsi pemerintah sebesar 5,8  persen, dan konsumsi rumah tangga sebesar 4,5 persen.  Sedangkan  komponen  lainnya  yaitu  komponen  impor  barang  dan  jasa  tumbuh  1,7  persen. Komponen  ekspor  barang  dan  jasa  justru  mengalami  kontraksi  pada  tahun  2012  sebesar  minus  4,7 persen.

Pertumbuhan ekonomi  Kalimantan Barat pada tahun triwulan I 2013 apabila dibandingkan  dengan triwulan I tahun 2012(Y on Y) tercatat sebesar 5,79 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua komponen PDRB penggunaan kecuali komponen impor yang mengalami kontraksi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga sebesar 6,25 persen dan komponen lembaga swasta nirlaba 3,95 persen. Kemudian konsumsi pemerintah,  ekspor barang dan jasa  serta PMTB masing-masing tumbuh sebesar 2,95 persen,  2,53 persen dan  2,51  persen.  Komponen impor  barang dan jasa  mengalami  kontraksi  sebesar  1,54 persen.

B.     Analisis pertumbuhan

Kekuatan struktur ekonomi dan perubahan sektor ekonomi bila  dilihat  dari  kontribusi  komponen  PDRB  penggunaan,  maka  struktur perekonomian didominasi  oleh  konsumsi rumah tangga yang tertinggi dari tahun 2010 sampai tahun 2013 yaitu diatas rata-rata 50 %, kemudian PMTB dan diikuti oleh Ekspor Barang dan Jasa. Sementara dari segi PDRB lapangan usaha sepanjang tahun 2010 sampai 2013 struktur  perekonomian  Kalimantan  Barat didominasi oleh  kontribusi  masing-masing  lapangan usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan diatas rata-rata 25 %, dan dibidang perdagangan, perhotelan dan restoran penyumbang yang kedua terbanyak kemudian diikuti oleh industri pengolahan.

3.    Kesimpulan dan Saran

a.       Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diketahui besarnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada tahun 2010 sampai 2013 secara berurutan sebagai berikut 5,35 persen,  5,9 persen, 5,8 persen, serta pada triwulan I 2013 sebesar 5,79 persen.

Berdasarkan kontribusi lapangan usaha pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat  sepanjang tahun 2010 sampai 2013 yang menjadi struktur pembentuk pertumbuhan perekonomian adalah bidang usaha lapangan usaha pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sedangkan dibidang perdagangan, perhotelan dan restoran penyumbang yang kedua terbanyak, kemudian diikuti oleh industri pengolahan.

Berdasarkan kontribusi penggunaan PDRB Kalimantan Barat  sepanjang tahun 2010 sampai 2013 yang menjadi struktur pembentuk pertumbuhan perekonomian adalah bidang konsumsi rumah tangga, kemudian PMTB dan diikuti oleh Ekspor Barang dan Jasa.

Berdasarkan tabel laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat dapat dilihat prospek perekonomian Kalimantan Barat yang cenderung kearah pertumbuhan yang meningkat dari tahun ketahun dibidang lapang usaha konstruksi, dan pengolahan. Beberapa dari  lapangan usaha ada cenderung mengalami penurunan sepanjang tahun 2010-2013 seperti bidang usaha pertambangan dan penggalian.

b.      Saran

Kalimantan barat ialah salah satu provinsi di indonesia yang masih memiliki lahan yang sangat luas di tambah lagi tekstur dan keadaan tanah sangat cocok untuk menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, hal itu lah salah satu faktor yang harus dapat menarik para investor, khusus nya yang berminat di perkebunan sawit hal ini sangat memungkinkan untuk meningkat pertumbuhan ekonomi disektor pertanian oleh pemerintah bersama masyarakat dan investor untuk kesejahteraan bersama.

Provinsi  Kalimantan Barat masih butuh bantuan berupa investasi atau meningkatkan PMTB yang dapat memajukan tingkat ekonomi dan kesejahteraan kalimantan barat untuk mendapatkan dan menarik hati para investor bukan lah hal yang mudah, pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat yang juga harus berbenah.

Seperti yang kita ketahui kalau kalimantan barat ialah salah satu provinsi di indonesia ini yang berbatasan langsung dengan negara lain yaitu malaysia hal ini merupakan  salah satu kelebihan yang seharusnya mampu di optimalkan untuk memajukan daerah tersebut.

Demi menjadi daerah yang maju baik dalam skala nasional maupun internasional kalimantan barat harus memiliki rencana yang lebih jitu dan lebih bisa melihat peluang kedepan untuk mampu bersaing di era globalisasi ini dan strategi investasi.

Hal dasar yang harus dibenahi oleh pemerintah ialah infrastruktur, prosedur perijinan yang mempermudah para investor, mengoptimalkan harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan baik pada tataran pusat maupun antara pusat dan daerah dan lain sebagainya guna menciptakan suasana yang kondusif bagi para investor serta dapat menciptakan kondisi yang aman.

Daftar Pustaka

Berita Resmi Statistik (BPS Provinsi Kalimantan Barat)

1.    No.10/02/61/Th. XIV, 7 Februari 2011

2.    No.42/08/61/Th. XIV, 5 Agustus 2011

3.    No.11/02/61/Th. XV, 6 Februari 2012

4.    No. 26/05/61/Th. XV, 7 Mei 2012

5.    No.27/05/61/Th. XVI, 6 Mei 2013

6.    No.11/02/61/Th. XVI, 5 Februari 2013