Selasa, 10 September 2013

CU Botuh Bosi dan POAC-nya


1.    Latar Belakang CU Botuh Bosi
            CU Botuh Bosi merupakan koperasi yang bergerak dibidang simpan-pinjam. CU Botuh Bosi ini berlatar belakang keanggotaanya yang merupakan rata-rata petani namun aset mencapai 1 milyar lebih dengan keanggotaanya yang masih sedikit yaitu 381 anggota pada tahun 2012 . Hal ini dikarenakan para pengurus yang berkerja keras untuk menyukseskan program kerja CU itu sendiri (kegiatan planning yang mantap).
            Pada saat mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), pengurus CU Botuh Bosi melaporkan pertanggungjawaban pengurus kepada anggota. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi program kerja tahun sebelumnya,  pembagian SHU dan melaporkan program kerja tahun yang akan datang serta mengevaluasi staf kepengurusan (kegiatan organizing). Pada kesempatan ini, panitia RAT memberikan hadiah berupa undian hadiah kepada anggota  maupun kepada pengurus CU yang berprestasi, dalam hal ini hadiah diberikan kepada anggota tertentu yang rajin menabung dan mengansur tepat waktu serta kepada pengurus yang disiplin dalam berkerja maupun yang rajin masuk kantor. Upaya ini dilakukan untuk memotivasi setiap anggota dan pengurus, demi tercapainya tujuan dari CU Botuh Bosi itu sendiri yaitu untuk mensejahterakan anggotanya (kegiatan actuating).
            Untuk mencapai tujuan itu, maka diadakanlah sistem pengawasan dalam manajemen yang berfungsi untuk mengawasi setiap anggota maupun pengurus yang mungkin nakal dalam menjalani hak dan keawajiban sebagai anggota CU (kegiatan controling). Yaitu misalnya, mengawasi dan mengevalusi setiap bulan terhadap anggota yang meminjam apakah anggota tersebut menunggak dalam membayar angsurannya, serta bagi staf pengurus yang lalai dalam menjalani tugasnya akan diberikan sangsi. Apabila terdapat anggota yang tidak membayar, maka akan diberikan teguran tertulis. Apabila masih tidak mau untuk membayar tunggakannya maka akan berlanjut dengan penarikan jaminan pinjaman atau penarikan  aset berharga yang dijaminkan oleh si peminjam. Bagi pengurus yang lalai dalam menjalankan tugasnya dapat secara langsung dipecat melalui persetujuan rapat anggota.

2.    Hubungan dengan Teori Manajemen
            Berdasarkan uraian dari latar belakang CU Botuh Bosi tersebut, saya dapat menemukan aplikasi teori dalam manajemen. Teori yang sesuai menurut saya adalah teori yang dikemukakan oleh  George R. Terry, yaitu pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
            Pada dasarnya tujuan dari CU Botuh Bosi ini sendiri adalah untuk mensejahterakan anggotanya, melalui kegiatan simpan-pinjam akan diberikan bunga simpanan dan pinjaman. Pemberian bunga ini secara tidak langsung menjadi pendapatan  bagi CU Botuh Bosi itu sendiri. Pendapatan  inilah yang ingin diperoleh, yang kemudian digunakan untuk kegiatan operasional CU Botuh Bosi. Untuk mencapai kesejahteraan itu maka dibentuklah dalam rumusan yang sesuai dengan fungsi manajemen menurut George R. Terry, yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling.
            Dari segi Planning, CU Botuh Bosi telah menetapkan Program Kerja Pengurus pada saat RAT berlangsung yang disampaikan oleh pengurus. Adapun bentuk Program Kerja Pengurus Tahun 2013 ini berupa, proyeksi anggota, pendidikan bagi anggota, pendidikan bagi aktivitis, proyeksi keuangan, proyeksi sumber pendapatan dan biaya-biaya.
            Dari segi Organizing, CU Botuh Bosi dalam RAT telah menetapkan bentuk kepengurusan oleh anggota CU sendiri pada setiap 4 tahun sekali. Adapun hasil yang telah dicapai dalam pembentukan kepengurusan CU Botuh Bosi terdiri dari, Dewan Pimpinan berjumlah 5 orang, Badan Pengawas 3 orang, Bagian Kredit 3 orang, Bagian Pendidikan 3 orang dan Manajemen 2 orang serta Kolektor atau Koordinator Wilayah 3 orang. Adapun susunan pengurus  CU Botuh Bosi Periode 2009-2013 adalah sebagai berikut;
Bagian kredit
1.     Ketua
2.     Sekretaris
3.     Anggota
Manajemen
1.     Manajer
2.     staff
Bagian pendidikan
1.     Ketua
2.     Sekretaris
3.     Anggota


Koordinator wilayah
1.     Koordinator 1
2.     Koordinator 2
3.     Koordinator 3
 





            Dari segi Actuating, karena CU Botuh Bosi bergerak dibidang koperasi simpan-pinjam, maka pimpinan harus mampu menggerakan dan mengarahkan para stafnya supaya tercapainya kesejahteraan anggota. Dalam RAT setiap anggota diberikan balas jasa berupa pembagian SHU atau deviden yang sesuai dengan besarnya modal atau pinjaman anggota itu sendiri. Pemberian balas jasa ini diatur sesuai dengan aturan dalam RAT.  Pada saat RAT, pemberian hadiahpun diberlakukan oleh pengurus kepada anggota yang aktif dalam menabung dan mengangsur, supaya para anggotanya lebih aktif dan yang belum aktif dapat menjadi aktif, biasanya dilakukan dengan undian.
            Sedangkan dari segi Controlling,   pengurus CU Botuh Bosi  mengadakan rapat internal pengurus, dengan agenda membicarakan perkembangan, mengevaluasi kegiatan pengurus, pengawas dan manajemen, serta membicarakan perkembangan anggotanya dalam menyimpan atau mengangsur. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah anggota sudah memenuhi kewajibannya untuk membayar utangnya,  namun apabila terjadi penunggakan utang,  pengurus melalui bagian kredit dapat melakukan tindakan yang tegas terhadat anggota, dengan mengirim surat pemberitahuan penunggakan. Untuk  itu sistem kepengurusan yang ditunjuk adalah orang yang benar mempunyai kemampuan dan pengalaman sehinga melalui CU Botuh Bosi ini diharapkan anggota menyadari akan pentingnya kebersamaan, pendidikan dan solidaritas sehingga terciptanya masyarakat yang sejahtera.

POAC: dalam manajemen artis


1.    Planning
Adapun cara manajer untuk mencapai tujuan adalah dengan cara menetapkan perencanaan. Dalam menetapkan perencanaan, manajer  sendiri harus bisa menjawab rumus 5W+1H. WHAT(apa) yang akan dilakukan, WHY (mengapa) harus melakukannya, WHEN (kapan) melakukannya, WHERE (dimana) melakukannya, WHO (siapa) yang melakukannya, HOW (bagaimana) cara melakukannya. Adapun bentuk perencanaan manajer untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut:
1.1         What
Membuat album baru “Tak ada Tempat Seperti di Surga” untuk meraih pendapatan minimal 2 milyar.
1.2         Why
Dengan pembuatan album baru ini diharapkan mendapatkan keuntungan yakni minimal 2 milyar, yang kemudian 35% dari keuntungan akan disumbangkan untuk korban AIDS yang ada diseluruh Indonesia melalui Lembaga Komisi Penanggulangan AIDS.
1.3         When
Waktu yang dibutuhkan adalah 6 bulan di tahun 2009, yang akan diawali dengan pengerjaan album. Selama 6 bulan ini diharapkan dengan pendapatan minimal 2 milyar.
1.4         Where
Pengerjaan album itu sendiri akan dilaksanakan di Jakarta dan sekitarnya.
1.5         Who
Pengerjaan album ini akan melibatkan grup band Samsons, maupun seluruh staf manajemen yang akan berperan penting dalam proses pembuatan album yang akan rampung selama 1 bulan.
1.6         How
Adapun cara-cara manajer dalam mencapai tujuan adalah sebagai berikut:
1.6.1.      Perencanaan perkiraan keuangan dan perkiraan keuntungan

1.6.1.1. Perkiraan keuangan
Adapun perencanaan keuangan yang diperlukan dalam proses pembuatan album ini adalah sebagai berikut:
Proses pembuatan album                                              Rp       100.000.000,00
Proses penggandaan kepingan CD @Rp 5.000,000    Rp       500.000.000,00
Honor staf selama 6  bulan                                          Rp       250.000.000,00
Biaya perkiraan lainnya                                                Rp       150.000.000,00
Jumlah biaya produksi rekaman                                   Rp     1.000.000.000,00

Sejumlah biaya produksi tersebut dikeluarkan oleh manajer sendiri.              






1.6.1.2. Perkiraan keuntungan
Adapun perencanaan dan perincian keuntungan dari penjualan album ini adalah sebagai berikut:

Penjualan CD @Rp 25.000,00                                  Rp       2.500.000.000,00
Pendapatan sponsor promotor                                   Rp          500.000.000,00
Pendapatan sponsor LA                                            Rp         200.000.000,00
Pendapatan dari PT Telekomunikasi Indonesia         Rp         100.000.000,00
Jumlah pendapatan                                                    Rp       3.300.000.000,00


Jadi total keuntungan bersih yang diperoleh adalah sebesar:
Pendapatan                                                                Rp 3.300.000.000,00
     Dikurangi biaya                                                     Rp 1.000.000.000,00
Jumlah keuntungan                                                    Rp 2.300.000.000,00

Karena manajemen berkerjasama dengan LPKA, maka dari keuntungan akan disisipkan sebesar 35%, yaitu: Rp 2.300.000.000,00 X 35% = Rp 805.000.000,00. Besarnya nilai ini akan disumbangkan kepada LPKA.
Jadi besarnya keuntungan yang diperoleh manajemen adalah Rp 1.495.000.000,00.

1.6.2.      Proses pembuatan album
Proses pembuatan  album ini dapat terselesaikan selama 1 bulan, yakni dimulai dari tanggal 1 Januari 2009 sampai 31 Januari 2009 yang akan melibatkan grup band Samsons, dengan judul album “Tak ada Tempat Seperti di Surga”.  Adapaun lagu yang dikeluarkan dalam albun ini sebanyak 10 lagu, yakni:
1.        Kenangan Terindah
2.        Naluri Lelaki
3.        Masih (Mencintainya)
4.        Bahasa Cinta
5.        Sudahlah
6.        Akhir Rasa Ini
7.        Di Penghujung Muda
8.        Bukan Diriku
9.        Kehadiranmu
10.    Tak Ada Tempat Seperti di Surga
          Semua lagu menggunakan konsep Poprock yang menarik untuk didengar, yang juga           setiap lagu akan dibuat video klip. Setelah kegiatan pembuatan album rampung, termasuk rekaman dan pembuatan video klip sudah  rampung, yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses pemasaran album.
1.6.3.      Pemasaran album
1.    Penjualan album dan konser
     Setelah proses pembuatan album selesai sesuai rencana, maka selanjutnya adalah proses penggandaan klip video yang sudah direkam ke kepingan CD. Untuk mencapai pendapatan minimal 2 milyar, manajemen akan menggandakan kepingan CD sebanyak 100.000 kepingan CD asli dengan harga satuan Rp 30.000,00.
     Diharapkan peluncuran CD ini dapat berjalan dengan baik, yakni sekitar bulan Febuari, Maret, April dan Mei 2009 yang dibarengi dengan konser di kota besar di Indonesia. Peluncuran CD ini sendiri akan dilakukan beberapa tahap, sehingga dapat mengetahui reaksi para pendengar setia. Apabila peluncuran tahap pertama sukses, maka peluncuran tahap berikutnya akan dilaksanakan sesuai rencana. Ada 5 tahap dalam peluncuran CD yang akan dibarengi dengan konser, yaitu:

Tahap
Kegiatan
1
Febuari 2009, Peluncuran 20.000 kepingan CD dan konser di Jakarta dan sekitarnya
2
Maret 2009, Peluncuran 20.000 kepingan CD dan konser di Pontianak, Singkawang, Palangkaraya, Banjarmasin dan Samarinda.
3
April 2009, Peluncuran 20.000 kepingan CD dan konser di Makassar  dan Manado.
4
Mei 2009, Peluncuran 20.000 kepingan CD di Medan dan Pekanbaru.
5
Mei 2009, Peluncuran 20.000 kepingan CD dan konser di Semarang, Malang, Surabaya, dan Bali.

Dengan peluncuran album dan konser di kota besar tersebut, diharapkan para penonton mau dan antusias untuk menonton konser. Dengan adanya konser para penonton akan diberikan CD album “tak ada tempat seperti di surga” yang sudah ditandatangani oleh personil Samsons dengan harga CD Rp 30.000,00. Dalam konsep konser ini juga akan menyerukan dan  memberi motivasi kepada korban AIDS di Indonesia serta menyerukan keuntungan dari penjualan sekitar 35% akan disumbangkan ke korban AIDS yang ada di Indonesia melalui lembaga Komisi Penanggulangan AIDS.
Melalui pertunjukan/ konser, manajemen akan mengadakan kerja sama kontrak yang saling menguntungkan bersama sponsor promotor. Dengan peluncuran album sekitar bulan Febuari sampai Mei 2009 akan dibarengi peluncuran CD. Kerjasama kontrak konser dengan promotor musik ini diperkirakan bernilai Rp 500.000.000,00.

2.  Melalui situs internet
Melalui situs internet diharapkan sistem pemasaran semakin efektip dan efisien. Para penggemar dapat mengakses situs pribadi Samsons yakni www.samsons_band.com. Disitus ini  akan menjelaskan mengenai personil Samsons  dan daftar konser ke kota besar. Sehingga hal ini membuat penggemar lebih dekat dengan Samsons.

1.6.4.      Kerja sama dan sponsor
1.    LA
     LA merupakan produk rokok. Apabila band Samsons mengadakan konser ke kota besar di Indonesia, maka yang menjadi sponsor utama adalah LA. Hal ini harus dimanfaatkan oleh manajemen dengan mengadakan kontrak kerjasama. Diperkirakan kontrak dengan LA ini senilai Rp 200.000.000,00.
2.    PT Telekomunikasi Indonesia
Mengadakan kontrak kerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia untuk dijadikan ring back tone atau nada sambung pribadi. Pengadaan kontrak ini diperkirakan sekitar Rp 100.000.000,00.
3.    Lembaga Komisi Penanggulangan AIDS (LPKA)
Manajemen akan mengadakan kerja sama dengan LPKA, karena berdasarkan permintan band Samson sendiri untuk membantu para korban AIDS yang ada di Indonesia. Samsons merasa perhatian terhadap korban AIDS, hal ini Samsons berani menyisihkan keuntungan dari keuntungan penjualan album “Tak ada Tempat Seperti di Surga” akan disumbangkan kepada korban AIDS melalui LPKA. Penyisihan ini sebesar 35% dari keuntungan akan disumbangkan.

















2.    Organizing
              Strategi dan taktik didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan manajemen yang  kondusif dapat memastikan bahwa semua pihak dalam kepemimpinan manajer dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan manajemen. Disini manajer  menentukan klasifikasi strategi dan taktik dalam struktur kepengurusan manajemen dalam proses pembuatan album “Tak ada Tempat Seperti di Surga”, yakni:

2.1.       Penetapan  struktur organisasi
Hal ini menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab. Adapun bentuk struktur organisasinnya adalah:

Head Manajer
Bagian pemasaran album
1.Bagian penjual CD
2.Bagian Konser
3.Bagian dokumentasi
4.Bagian situs internet


1.Staf  bagian studio dan rekaman
2.Staf bagian dokumentasi album
a. Sutradara
b. Pembantu  sutradara
3.Staf bagian make up dan tata busana
a. Bagian make up
b. Bagian tata busana
4.Staf bagian perlengkapan dan peralatan
a. Bagian perlengkapan
b. Bagian peralatan               


Bagian keuangan
Band Samsons
Bagian pembuatan album
 















2.2.       Rumusan dan prosedur tugas  yang diperlukan
2.2.1.  Head Manajer
Orang yang bertugas merancang, mengatur, dan melaksanakan rencana ke depan band dan bertanggung jawab terhadap band Samsons.
2.2.2.  Band Samsons
Yaitu suatu grup band, yang  bertugas memainkan musik, terlibat proses pembuatan album serta melakukan konser, untuk promosi album “tak ada tempat seperti di surga”.



2.2.3.  Bagian Pembuatan Album
2.2.3.1. Staf bagian studio dan rekaman
Yaitu bertugas sebagai bagian merekam lagu di studio untuk mengahasil lagu yang berkualitas. Ada 4 orang yang bertanggungjawab dalam proses pembuatan rekaman.
2.2.3.2. Staf bagian dokumentasi album
1.    Sutradara video klip
Yaitu yang bertugas sebagai bagian dokumentasi dalam proses pembuatan video klip dan bagian untuk mengedit video klip. Ada 1 orang yang akan ditunjuk sebagai sutradara.
2.    Pembantu sutradara
Yaitu untuk membantu sutradara. Ada sekitar 5 orang yang akan membantu.

2.2.3.3. Staf bagian make up dan tata busana
1.      Bagian make up
Yakni yang bertugas untuk membantu personil Samsons dan model dalam proses pemnbuatan video klip dalam merias wajah mapun rambut. Ada dua orang yang akan ditunjuk dibagian ini.
2.      Bagian tata busana
Bagian ini dikhususkan  untuk bagian busana yang sesuai ketika proses pembuatan video klip dengan tema lagu yang akan dibuat. Ada dua orang yang akan ditunjuk dibagian ini.

2.2.3.4. Staf bagian perlengkapan dan peralatan
1.      Bagian perlengkapan
Bagian ini akan membantu setiap bagian, apabila memerlukan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya perlengkapan bagian make up dan tata busana, bagian dokumentasi, dan bagian studio serta bagian rekaman. Masing-masing bagian ini akan dipersiapkan 1 orang. Ada 3 orang yang akan menjabat bagian ini.
2.      Bagian peralatan
Bagian ini bertugas mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan oleh setiap bagian dalam proses pembuatan. Ada 3 orang yang akan ditunjuk untuk bagian peralatan.

2.2.4.  Bagian Pemasaran Album
1.       Bagian penjual CD
Yaitu orang yang khusus dibagian penjualan CD serta untuk memasarkannya.
2.       Bagian Konser
Orang yang bertugas membantu head manajer, mengatur ketika berada di lapangan / sebuah event dan bertanggung jawab terhadap kelancaran dan kebutuhan artis ketika melakukan sebuah pentas, mengatur segala sesuatu kebutuhan artis ketika akan pentas di panggung, dan juga bertanggung jawab pada kelancaran jalannya pentas artis dipanggung, bertugas mempersiapkan segala sesuatu peralatan yang digunakan oleh player band.
3.       Bagian dokumentasi konser
Orang yang bertanggungjawab terhadap dokumentasi band, pada saat band mengadakan konser.
4.       Bagian situs Internet
Orang yang bertanggungjawab pada bagian jaringan situs internet atau operator situs www.samsons_band.com.

2.2.5.  Bagian Keuangan
Orang yang bertanggungjawab  menyangkut seluruh keuangan dan mampu mengatur keuangan. Bertanggungjawab atas segala penyusunan biaya dan mampu menyusunan laporan keuangan manajemen.

2.3.       Kegiatan perekrutan tenaga kerja ahli
Dalam hal merekrut, manajer dapat mengetahui pihak-pihak yang benar dan mau berkerja demi tercapainya tujuan. Proses perekrutan itu ssendiri dilakukan oleh manajer sendiri, sehingga memperoloeh tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian dan tugasnya masing. Proses perekrutan dilakukan pada awal Januari 2009.
2.4.       Penempatan  tenaga ahli pada posisi yang tepat
Setelah adanya kegiatan perekrutan, manajer  bisa menempatkan para tenaga ahli yang sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing. Manajer menempatkan tanaga ahli seperti dibawah ini:
2.4.1.  Head manajer: Andreas Wullur
2.4.2.  Band Samsons
    Ada 5 anggota personil:
2.4.3.  Bagian pembuatan album
2.4.1.1.         Staf bagian studio dan rekaman
Staf bagian ini ada 4 orang, yaitu:
1.      Tamo
2.      Rio
3.      Habib
4.      Dani
2.4.1.2.         Staf bagian dokumentasi album
1.      Sutradara
Ada 1 orang sebagai sutradara, yaitu: Ardi
2.      Pembantu sutradara
Ada 4 orang pembantu sutradara, yaitu:
1.      Digo
2.      Ardo
3.      Rudy
4.      Egi
2.4.1.3.         Staf bagian make up dan tata busana
1.      Bagian make up
Ada 2 orang, yaitu: Santi dan Sinta
2.      Bagian tata busana
Ada 2 orang, yaitu: Joni dan Jono
2.4.1.4.         Staf bagian perlengkapan dan peralatan
1.      Bagian perlengkapan
Ada 3 orang, yaitu: Dimas, Damian dan Desy.
2.      Bagian peralatan
Ada 3 orang, yaitu: Farulian, Valentino dan Josep.

2.4.4.  Bagian pemasaran album
2.4.2.1.         Bagian penjual CD
Ada 1 orang, yaitu: Firyadani
2.4.2.2.         Bagian konser
Ada 5 orang, yaitu: Crisye, Egi, Roros, Bondan dan Prakoso.
2.4.2.3.         Dokumentasi
Ada 3 orang, yaitu: Fuad, Risky dan Nerkolanus.
2.4.2.4.         Bagian situs internet
Ada 1 orang, yaitu: Cristian.
2.4.5.  Bagian keuangan
Ada 1 orang, yaitu: Poyon.
















3.    Actuating
Adapun langkah manajer dalam menggerakan bawahannya, supaya bawahan mau berkerja dengan sungguh-sungguh dan  tercapai tujuan yang diinginkan sehingga dalam proses pelaksanaan akan berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:
3.1.  Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi merunjuk pada bentuk komunikasi yang terjadi dalam jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi serta  tugas antar tenaga ahli. Komunikasi organisasi sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain.
3.2.  Coordinating
Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan pelatihan dan bila perlu memberi teguran.
3.3.              Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas.
3.4.  Leading
Pekerjaan  leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni:
1.    Mengambil  keputusan
2.    Mengadakan  komunikasi agar ada saling pegertian antara manajer dan bawahan
3.    Memberi  semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak
4.    Memilih  orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
5.    Memperbaiki  pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.









4.  Controlling
Adapun langkah manajer dalam melakukan pengawasan terhadap bawahan adalah sebagai berikut:
4.1.Peninjauan Pribadi.
Dalam hal ini pemimpin mengadakan peninjauan (melihat sendiri) kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.
4.2.Interview atau lisan.
Ketika bawahan melaporkan hasil kerjanya, pemimpin langsung menanyakan sendiri apa yang ingin diketahuinya.
4.3.Laporan tertulis.
Disini pemimpin bisa melihat laporan pertanggungjawaban hasil kerja bawahannya.
4.4.Laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat istimewa, misalnya ketika terjadi kekeliruan atau ketidakwajaran.

Setelah fakta dan data tersebut terkumpul pengawasan baru bisa dilakukan melalui tiga proses sebagai berikut;
1.      Menentukan dan menetapkan standart
Yaitu manajer menetapkan standart kualitas dan kuantitas hasil produksi maupun standart kualitas tenaga kerja yang ahli dibidangnya dengan pemanfaatan waktu yang efektif, harus sesuai dengan waktu dan tepat sasaran agar tercapainya tujuan utama manajemen.
2.      Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan hasil kerja maka perlu adanya evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan dengan melihat laporan tertulis maupun laporan langsung dari bawahan kepada atasan.
3.      Tindakan perbaikan
Yaitu memperbaiki apabila ada tindakan bawahan salah yang tidak sesuai dengan fungsi dan tugas dari staf tersebut. Tindakan perbaikan ini dilakukan supaya tujuan pengawasan bisa direalisir dengan baik sesuai dengan harapan.